twitter
googleplus
facebook
View Animations
  • Peta sumbawa kuno oleh Melvill van Carnbe e P Pieter Baron 1856

  • Istana Kesultanan sumbawa Kuno

  • Sultan Djalaluddin dengan para pengawalnya

  • Istri Sultan Sumbawa Bersamawa Keluarga

  • Pejabat Kesultanan sumbawa

  • Demung Camat Kepala Kampung

  • Kondisi Perkampungan Sumbawa Kuno

  • Rakyat Pulau Sumbawa

  • YUBILIUM 1946 Bertahtanya YM.Sultan Muhammad Kaharuddin lll

  • Sultan Sumbawa Bima, dan sukarno



Tinjauan dan Analisis Pertumbuhan Ekonomi

Tinjauan dan Analisis Pertumbuhan Ekonomi Secara Sektoral Selama 2000-2005 a. Sektor Primer Yang dikelompokkan dalam sektor primer adalah sektor pertanian dan penggalian/pertambangan. Sektor pertanian selama 2000-2005 tumbuh rata-rata sebesar 3,6%. Peningkatan pada sektor ini disebabkan karena peningkatan pada hampir semua sub sektornya, kecuali sub sektor kehutanan masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar -20,12% pada tahun 2004 dan sub sektor tanaman pangan tumbuh negatif sebesar 1,15% pada tahun 2005. Masih maraknya kasus iIlegal logging di Bima merupakan salah satu penghambat pertumbuhan sub sektor kehutanan. Hal ini disebabkan oleh jumlah kebutuhan kayu yang sangat tinggi belum dapat diimbangi oleh sisi penawarannya

Kebanyakan lokasi penebangan liar ini terjadi di wilayah sekitar Gunung Tambora, dan beberapa kawasan di wilayah Kabupaten Bima.Sementara turunnya pertumbuhan sub sektor tanaman pangan lebih banyak disebabkan faktor cuaca dan kekeringan disamping terjadinya fluktuasi harga input produksi. Dari sektor pertanian, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sub sektor perikanan 4,4% diikuti oleh sub sektor peternakan sebesar 4,2%, dan perkebunan 4,0%. Pertumbuhan terendah terjadi pada tanaman bahan makanan sebesar 3,4%. Kontribusi sub sektor terhadap PDRB berturut-turut: tanaman pangan ( 33,23%), perikanan (8,96%) dan peternakan (6,36%). Selain itu saat ini di Bima sedang digalakkan penanaman jarak pagar sebagai sumber bahan bakar alternatif. Sementara itu, sub sektor tanaman bahan makanan juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,4% antara lain didorong oleh meningkatnya supply palawija, terutama dari tanaman jagung, bawang merah dan kedelai serta hortikultura. Gangguan supply diakibatkan oleh kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah Bima. Kondisi tersebut diperburuk dengan sistim pengairan sawah sebagian besar masyarakat Bima yang masih tergantung pada hujan. Hanya sedikit yang telah memanfaatkan sistem irigasi. Di samping itu, dari sisi permintaan, tingkat permintaan atas produksi hasil tanaman palawija juga terus meningkat. Kebutuhan akan produksi jagung saat ini sangat tinggi, karena adanya permintaan dari dalam dan luar negeri (Philipina dan Malaysia), namun demikian belum seluruh permintaan tersebut dapat dipenuhi karena produksi jagung di Kabupaten Bima belum terlalu banyak. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tahun 2006, di Bima diadakan program peningkatan produksi jagung, yang akan didukung oleh tiga agro sistem yaitu potensi lahan kering, lahan sawah yang dimanfaatkan pada musim kemarau dan daerah irigasi. Selain jagung, kedelai juga memiliki potensi yang cukup besar di Kabupaten Bima. Demikian pula dengan kacang tanah yang pengembangannya hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Bima. Sementara itu, permintaan terhadap hasil ternak (terutama kerbau dan sapi) Bima yang cukup tinggi baik dari dalam negeri (jakarta dan jawa barat) maupun luar negeri (Venezuela, Malaysia dan Timor Leste). Potensi permintaan yang masih tinggi tersebut merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan yang terjadi di sub sektor peternakan. Kebijakan pembangunan yang diambil terkait sektor primer adalah : ”Pertumbuhan PDRB pada sektor pertanian (perikanan, tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan kehutanan) dapat dilakukan melalui peningkatan produksi, produktivitas, stabilisasi harga input maupun output. Dengan demikian, Indeks Nilai Tukar Petani terus meningkat yang menunjukkan meningkatnya kesejahteraan petani. Untuk meningkatkan produksi maupun produktivitas dapat dilakukan melalui dinas tekhnis yang terkait, sementara stabilisasi harga menjadi kebijakan pemerintah secara umum yang tidak dapat ditangani secara sektoral. Oleh karena itu investasi sarana publik untuk bendungan, saluran irigasi, teknologi pengolahan lahan, benih dan berbagai input produksi lainnya harus mendapat perhatian yang lebih, terutama dalam hal anggarannya. Diversifikasi komoditi harus dilakukan sesuai dengan karakteristik lahan dan wilayah untuk mengatasi dan menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan. b. Sektor Sekunder Industri Pertumbuhan sektor industri pengolahan selama 2000-2005 adalah sebesar 3,9%, yang berarti lebih tinggi dari sektor pertanian. Meskipun tumbuh lebih tinggi, sektor ini hanya menyumbang 2,85 % terhadap total PDRB pada tahun 2005. Oleh karenanya, masih diperlukan kerja keras untuk membangun industri di Kabupaten Bima guna menggerakkan ekonomi ke depan. Industri yang berkembang di Kabupaten Bima adalah industri yang masih berskala kecil dan menengah, yang meliputi Bidang Industri Kerajinan, Agro dan Hasil Hutan dan Bidang Industri ILMEA (elektronika, alat angkut dan tekstil). Secara umum skala usaha industri masih berskala kecil dan menengah. Umumnya didominasi industri rumah tangga. Perkembangan industri yang menonjol adalah industri yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal seperti makanan dan kerajinan dan elektronika, tekstil. Adapun industri yang dijual keluar daerah belum banyak dilakukan. Hal inilah yang menyebabkan tersendatnya pertumbuhan kontribusi sektor industri. Minimnya perkembangan industri kerajinan seperti furniture karena kalah bersaing dengan produk dari daerah lain dalam hal teknologi, desain dan kualitas lainnya. Kebijakan pembangunan yang diambil terkait sektor Sekunder adalah : ” Pertumbuhan pada sektor sekunder diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian dengan mengembangkan industri yang berbasis resources dan menggunakan local content, seperti industri IKAHH dan industri lain yang mendukung sektor jasa. Yang perlu didorong di bidang industri adalah peningkatan skala usaha dengan kebijakan pengembangan industri, dimana saat ini umumnya berskala industri rumah tangga dan kecil. Peningkatan skala usaha harus dilakukan dengan memulai pemihakan pada pemasaran produk hasil industri yang disertai pembinaan di bidang produk dalam hal kualitas, kontinuitas dan kuantitas sesuai dengan permintaan pasar. Pengembangan usaha industri dapat dilakukan melalui beberapa program dalam APBD dan dukungan perbankan”. c. Sektor Tersier Sektor jasa yang sangat dominan adalah : sektor perdagangan, sektor perhubungan dan sektor pariwisata. Sektor perdagangan selama 2000-2005 tumbuh rata-rata sebsar 4,6% yang disumbang oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran. Disamping itu, sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi selama periode yang sama adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,3%, sedangkan sub sektor komunikasi sebesar 7,6%. Tingginya pertumbuhan sub sektor komunikasi sangat berkaitan dengan semakin banyak penggunaan hand phone, counter, pendirian tower pemancar dari berbagai perusahaan telekomunikasi di Kabupaten Bima. Sektor keuangan, khususnya perbankan juga tumbuh dengan laju yang sangat tinggi, yang dipengaruhi oleh ekspansi kredit perbankan seiring membaiknya pertumbuhan sektor riil. Tumbuh dan berkembangnya usaha perdagangan formal telah dapat memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.Perdagangan kecil dan eceran terus mengalami pertumbuhan di desa maupun di kota kecamatan. Pusat pertumbuhan perdagangan masih didominasi oleh kecamatan Sape, Bolo dan Woha dimana telah memiliki bangunan pasar yang permanen dan memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi. Sementara sektor hotel dan restoran terus mengalami pertumbuhan seiring membaiknya ekonomi secara keseluruhan dan sebagai dampak berkembangnya transportasi udara dan berkembangnya kota. Interaksi antara Kabupaten dan Kota Bima sangat dirasakan dengan hadirnya kota Bima yang menambah jumlah uang yang beredar. Restoran dan Hotel juga tumbuh sejalan dengan bergairahnya wisata domestik dari wilayah NTB maupun dari luar NTB. Kebijakan pembangunan yang diambil terkait sektor tersier adalah : ” Pertumbuhan sektor jasa diarahkan peningkatan pusat perdagangan, hotel dan restoran. Khusus perdagangan dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat menjual beberapa hasil pada sektor pertanian maupun industri bahkan diusahakan keluar daerah dan keluar negeri. Pengembangan sektor wisata juga harus dilakukan secara terpadu dengan sektor industri.Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa PDRB tidak menghitung kegiatan illegal, usaha informal dan komoditi yang dikonsumsi sendiri. Perdagangan yang perlu dikembangkan adalah yang bersifat lintas pulau dan wilayah. Penataan sarana dan prasarana, dan juga diperhatikan adalah sarana pasar desa, pasar khusus komoditi tertentu. Sementara yang berkaitan dengan pengembangan wisata, adalah wisata yang berbasis alam dan budaya, yang dipadukan dengan pengembangan industri kerajinan dan souvenir, pengembangan hotel dan restoran”.

  • Title : Tinjauan dan Analisis Pertumbuhan Ekonomi
  • Labels :
  • Author :
  • Rating: 100% based on 10 ratings. 5 user reviews.
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Silakan isi komentar anda

     

    Free Software

    Offical Blog

    Open Profile